Pages

Sabtu, 15 Juni 2013

Piala Konfederasi 2013 Digoyang Unjuk Rasa Warga

TEMPO.CO, Sao Paulo - Persiapan Piala Konfederasi 2013 di Brasil terancam ketika meledak unjuk rasa besar di jalanan Kota Sao Paulo, Brasil. Pengunjuk rasa yang diorganisasi oleh kelompok-kelompok lokal itu mengeluhkan biaya yang berlebihan dari pemerintah untuk penyelenggaraan Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014.

Para pengunjuk rasa memprotes kebijakan pemerintah itu sehingga mengakibatkan krisis di dalam negeri Brasil. Pengunjuk rasa saat itu fokus untuk menggugat kenaikan 10 persen pada tarif angkutan umum bus dan kereta api bawah tanah.

Pemerintah negara bagian Sao Paulo akhirnya mengambil langkah keras terhadap para pengunjuk rasa. Akibat langkah keras polisi Sao Paulo, sedikitnya 100 pengunjuk rasa dan 12 polisi terluka dalam bentrok tersebut, seperti ditulis Guardian, Sabtu, 15 Juni 2013.

Koran-koran lokal Sao Paulo memuat foto-foto pengunjuk rasa yang berdarah-darah dan babak belur, di antaranya termasuk para wartawan dan pasangan muda yang dipukuli oleh polisi. Para demonstran saat itu membakar kantong sampah yang mereka tumpuk-tumpuk di jalan, memecahkan jendela, dan menggrafiti bangunan serta bus-bus di Sao Paulo. Polisi kemudian menahan 230 pengunjuk rasa.

Pengunjuk rasa menolak dianggap hanya menggugat kebijakan kenaikan tarif angkutan umum sebesar 10 persen. Kenaikan tarif itu, menurut beberapa pengunjuk rasa, merupakan akumulasi frustasi yang selama ini dipendam warga.

"Ini lebih daripada kenaikan tarif 10 persen. Ini tentang masyarakat yang menderita oleh politikus korup yang tidak menepati janji untuk melakukan perbaikan," kata Bruno Bisaglia, 24 tahun, yang sedang membuat dokumenter kesaksian pengunjuk rasa. "Kami ingin pendidikan yang layak, kesehatan, dan transportasi murah. Itulah soal tentang perlawanan ini."

Mayor Sao Paulo Ferndano Haddad mengatakan petugas polisi yang telah melakukan kekerasan saat menghadapi pengunjuk rasa harus segera diselidiki. Dirinya mencurigai polisi Sao Paulo telah bertindak di luar protokol untuk membubarkan pengunjuk rasa.

"Polisi selalu mengikuti protokol. Ketika mereka mengikutinya, semuanya akan berjalan secara halus," kata Haddad kepada Globo TV. "Tapi, menurut gambar-gambar yang dibocorkan oleh pers, kemarin polisi tampaknya tidak mengikuti protokol. Itulah mengapa Departemen Keselamatan Publik telah memerintahkan penyelidikan."

Gubernur negara bagian Sao Paulo Geraldo Alckmin membantah kalau kepolisian yang berada di bawah otoritasnya tersebut telah melanggar protokol. Dirinya menegaskan Kepolisian Sao Paulo hanya menjalankan tugas untuk melawan vandalisme.

"Polisi wajib melindungi penduduk dan menjamin hak untuk mereka datang dan pergi," kata Alckmin. "Kami selalu terbuka untuk berdialog..., tapi tidak akan pernah menolerir vandalisme."

Sementara itu pada unjuk rasa di Brasilia, sekitar 200 orang membakar ban bekas dan memblokade jalan utama menuju Estadio Nacional de Brasilia yang akan menjadi tempat pembukaan Piala Konfederasi 2013 antara tuan rumah Brasil vs Jepang, Minggu, dinihari besok. Unjuk rasa juga terjadi di Porte Alegre, kota lain penyelenggara Piala Konfederasi 2013, di mana para pengunjuk rasa membakar ban bekas dan mengibarkan spanduk tinggi-tinggi menggugat pemerintah daerah.

GUARDIAN | KHAIRUL ANAM

Baca juga:
Persib Bertekad Menggeser Sriwijaya FC
Arsenal Bungkam Van Persie
Messi Butuh Liburan Panjang

Source : http://www.tempo.co/read/news/2013/06/15/099488517/Piala-Konfederasi-2013-Digoyang-Unjuk-Rasa-Warga